BAHASA TELEVISI INDONESIA
Oleh : Sumita
Tobing
Tuntutan atas
peran siaran televisi dalam pembinaan bahasa lndonesia memerlukan kajian yang sangat dalam.
Pendalaman ini berdasarkan
latar belakang proses kelahiran siaran televisi nasional
di lndonesia sendiri. Apabila kelahiran WRl, sebagai
stasrun televise nasional
yang pertama tahun 1961 sangat terkait erat dengan alas an
politis dan pemerintahan Orde Lama, kelahiran televisi swasta tahun
1989 sangat terkait dengan masalah pembagunan
perekonomian nasional.
Proses kelahiran televisi swasta sangat cepat tanpa
melalui
persiapan sumber daya manausia yang cukup dan andal
dalam
pertelevisiaan. Situasi ini membuat lima
stasiun televisi swasta yang
bertugas siaran 18 jam sehari sangat bergantung pada
program
asing. Ketika kesiapan untuk mengisi siaran 18 jam sehari dari segi
sumber daya manusia stasiun swasta masih menghadapi
kendala,
stasiun televisi swasta khususnya, sudah dituntut
untuk berperan dalam
membina bahasa lndonesia. Tentu menjadi pertanyaan,
bagaimana caranya dan mungkinkah tuntutan tersebut dapat
dipenuhi? Pertanyaan rni sangat mendasar karena siaran
televisi sebagai
hasil teknologi tinggi, keberadaannya di lndonesia mengikuti
irama lompatan "katak", yakni dengan
beberapa tahapan yang tidak dilalui.
dikutip dari
buku Bahasa
lndonesia Menuju Masyarakat Madani, editot Dendy Sugono, halaman 71 , diterbitkan oleh Pusat
Bahasa, Jakarta, tahun 2003 (dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar