Minggu, 16 Februari 2014

Sistem Ekskresi (pengeluaran)




Ekskresi adalah pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme dari tubuh organisme.

Sistem Ekskresl pada Platyhelminthes,
Alat ekskresinya disebut protonefridia, berupa pipa-pipa kecil berujung pada benda berbentuk gada yang disebut sel api. Sel api tidak memiliki lubang penghubung ke jaringan tubuh, merupakan ujung buntu. Di dalamnya terdapat sejumlah silia yang akan bergerak bila ada aliran air. Protonefridia tersebar di kedua sisi tubuh. Air yang masuk ke dalam protonefridia secara difusi merupakan kelebihan yang tidak dibutuhkan tubuh. Silia pada sel api mendorong ke arah saluran pengeluaran yang berakhir pada pori-pori ekskresi. Melalui pori ini air keluar dari tubuh.

Sistem Ekskresi pada Annelida,
Kita ambil contoh sistem ekskresi pada cacing tanah. Alat ekskresi cacing tanah adalah sepasang metanejridtum berbentuk tabung yang terdapat di setiap segmen tubuhnya. Bagian ujung terbuka dan berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Bagian ujung yang lain bermuara keluar tubuh disebut nefridiofor. Sisa metabolisme tubuh cacing masuk dan terkumpul ke dalam selom, lalu cairan mengalir memasuki nefridia (karena gerak silia dalam nefrostom), kemudian keluar melalui nefridiofor.

Sistem Ekskresi Serangga,
Alat ekskresi serangga berbentuk buluh-buluh berwarna kekuning-kuningan yang disebut buluh Malphigi. Buluh Malphigi bermuara pada pangkal usus. Buluh-buluh ini berada di rongga tubuh yang penuh dengan darah. Tubulus Malphigi bekerja dengan cara menyerap zat-zat yang larut dalam darah melalui dinding tubulus. Dalam tubulus cairan yang masuk diekstraksi, zat yang berguna diserap kembali ke dalam darah termasuk air sisa berupa limbah padat yang disebut asam, urat tubulus tidak memiliki saluran keluar tubuh, maka asam urat disalurkan ke usus belakang dan di buang bersama feses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar