Wacana sebagai Bentuk Bahasa
Pengertian
wacana dapat dibatasi dari dua sudut yang berlainan Pertama dan sudut bentuk bahasa dan kedua dari sudut tujuan umum
sebuah karangan yang utuh atau sebagai bentuk sebuah komposisi dan sudut bentuk bahasa atau yang bertalian dengan hierarki bahasa.
Yang dimaksud wacana adalah
bentuk bahasa diatas kalimat yang mengandung sebuah tema.
Satuan bentuk yang mengandung tema ini biasanya terdiri
atas paragraf-paragraf, bab-bab,
atau karangan-karangan utuh, baik
yang terdiri atas bab-bab maupun tidak Jadi. tema
merupakan ciri sebuah wacana. Tanpa tema tidak akan ada wacana.
Berdasarkan tujuannya, karangan yang utuh dapat
dibedakan
menjadi 5 macam, yakni sebagai berikut.
Eksposisi
Ditinjau dari sudut penulis wacana ini bertujuan
memenuhi
keinginan manusia untuk memberi informasi kepada orang
lain.
sedangkan dari sudut pembaca wacana ini berkeinginan memperoleh informasi dari
orang lain mengenai suatu hal.
Argumentasi
Wacana ini jika ditinjau dari sudut penulis memiliki
tujuan
meyakinkan pendengar atau pembaca mengenai suatu
kebenaran.
Lebih jauh lagi, karangan ini dapat mempengaruhi sikap
dan pendapat
orang lain, walaupun pada dasarnya wacana ini tidak bertujuan untuk
mempengaruhi, Sebaliknya, jika dilihat dari pihak
pembaca atau
pendengar, mereka ingin mendapatkan kepastian tentang
kebenaran
itu. Wacana ini dilengkapi dengan argumen yang logis,
sehingga dapat
mendukung pendapat yang tertuang dalam wacana itu.
Persuasi
Wacana persuasi sebenarnya merupakan sebuah varian
dari
argumentasi. Wacana ini cenderung mempengaruhi manusia (sasaran) daripada mempertahankan kebenaran mengenai suatu objek. Walaupun tidak seratus persen mempertahankan kebenaran, bentuk wacana ini masih termasuk dalam wacana ilmiah, bukan wacana fiksi. Wacana ini dilengkapi juga dengan argumen yang dapat mempengaruhi
pembaca/pendengar sehingga mereka tertarik untuk mencoba,
membeii atau memakai produk tertentu
Deskripsi
Penulis atau pembicara dalam wacana ini berkeinginan menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek. Selain itu, wacana ini luga dipergunakan untuk mendeskripsikan cita rasa sesuatu, menggambarkan peristiwa, atau mencandrakan suatu bunyi. Biasanya wacana ini dipergunakan untuk memperkuat pernyataan pada wacana lain. Dengan demikian, wacana deskripsi cenderung tidak dapat berdiri sendiri.
Narasi
Dalam wacana ini penulis atau pembicara ingin
menceritakan
pada orang lain kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang
dialamisendiri maupun yang didengarnya dari orang lain. Dengan cara inr, penulis/pembicara memenuhi pula kebutuhan para pendengar atau pembacanya untuk memperoleh cerita tentang kejadian itu. Perlu dicatat bahwa ciri khas wacana ini adalah kronologisnya. Artinya, sebuah cerita dari awal hingga akhir atau sebaliknya diceritakan secara runut atau dengan urutan waktu tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar