Senin, 03 Desember 2012

Perang Uhud


Pada tahun ke – 3 H. kafir quraisy Mekah bergerak menuju Madinah di bawah pemimpinanan Abu Sufyan yang mengomandokan 3000 pasukan tempur, termasuk 700 pasukan bertameng dan 200 pasukan berkuda. Bahkan para istri turut membantu suami mereka. Tepat pada tanggal 10 Maret mereka tiba di Dzul Hulaifah, di lebah Akik sekitar 5 mil sebelah barat kota madinah. Pada hari kamis 21 Maret 625 M, mereka di hilir lembah uhud.
Pegunungan Uhud terletak di sebelah utara Madinah. Lebar wilayah pegunungan tersebut sekitar 4-5 kilometer. Ditengahnya terdapat daratan yang berkelok-kelok yang cukup untuk menampung ribuan tentara. Disamping itu, terdapat juga daratan lainnya yang lebih luas yang antara keduanya dihubungkan dengan jalan lintas yang sempit. Dibagian utara pegunungan uhud terdapat wadi qamat. Di bagian selatan terdapat bukit lain yang disebut jabal al-rumat. Didaratan uhud inilah kedua pasukan bertemu.
Ketika Nabi Muhammad SAW mengetahui kesepian pasukan kafir Mekkah, beliau memerintahkan pasukannya untuk bersiaga. Semulah Nabi SAW merencanakan tetap bertahan dari dalam kota Madinah setelah mempertimbangkan pendapat para sahabat Nabi SAW. Mengubah ketentarannya untuk berangkat menyambut di luar kota Madinah. Berserta 1000 pasukan Nabi SAW berangkat ke medan perang, tetapi dalam perjalanan 300 orang munafik membelot di bawah pimpinan Abdullah Bin Ubay Bin Salul, hingga kekuatan pasukan Nabi SAW. Hanya tinggal 300 orang. Didalamnya terdapat pasukan sukarelawan wanita yang cakap, termasuk Aisyah istri Nabi SAW, yang bertugas merawat pejuang yang terluka dan mempersiapkan makananan dan minuman bagi para tentara muslim.
Pada suatu pagi, Nabi SAW dan pasukannya tiba perbukitan uhud. Disinilah para pasukan Nabi SAW. Mengambil posisi dan mendirikan perkemahan darurat. Nabi SAW, memutuskan untuk bertempur dari arah balik bukit. Untuk itu Nabi SAW memerintahkan 50 tentara pemanah agar bersiap diposisi bukit Ainain. Untuk menjaga kesatuan gerak pasukan Kaveleri, Nabi SAW. Menunjuk Zaid sebagai komandannya yang betugas menjaga jalur kecil yang menghubungkan antara bukit uhud dengan ainain dari serangan musuh dari arah belakang barisan utama pasukan muslim. Selanjutnya nabi SAW menyampaikan instruksi pada pasukan pemanah di bukit ainan agar tidak meninggalkan pos penjagaan sebelum ada perintah.

Ketika kafir Mekah mengetahui kedatangan pasukan muslim di bukit uhud, mereka menggerakan infanterinya dan separuh barisan berkudanya dibawah pimpinan Ikrimah Bin Abi Jahal menyerang ke arah posisi nabi SAW, separuh pasukan kafir Mekah lainnya dipimpin oleh Khalid Bin Al-Walid bergerak memutar penyerangan tentara muslim dari belakang.
Pada tahap awal peperangan, tentara muslim memperoleh kemenangan gemilang, tetapi ketika pertempuran menjelang akhir, barisan pemanah muslim meninggalkan pos penjagaan mereka untuk mengambil harta rampasan. Akibatnya barisan pertahanan pasukan islam hilang ketajaman naluri perang Khalid Bin Al-Walid melihat kesempatan segera menyerang pasukan dari arah belakang. Atas serangan Khalib ini, tidak ada jalan lain bagi pasukan islam kecuali harus dan sebagaimana melarikan diri ke belakang.
Dalam situasi seperti ini, Nabi Muhammad SAW berusaha membangkitkan kembali semangat juang pasukan islam, namun upaya ini tidak berhasil. Pada saat itu, salah seorang pemuka kafir quraisy bernama Ibnu Kamia, sempat melemparkan batu ke arah nabi SAW,
Dan mematahkan sebuah gigi depan nabi SAW. Berhasil dibunuhnya. Padahal sebenarnya nabi SAW hanya terluka ringan. Tidak lama kemudian nabi SAW dan berhasil memanjat ke bagian atas bukit, dimana sebagian pasukan muslim menungguhkan, lalu beliau bersembunyi di situ. Pasukan muslim hampir-hampir tidak percaya bahwa pemimpinannya Nabi Muhammad SAW selamat dan masih hidup.
Akibat perang itu, sekitar 70 pasukan muslim gugur terbunuh sebagai syuhada sedangkan pasukan kafir quraisy Mekah tewas sekitar 23 orang. Hindun, istri Abu Sufyan usai peperangan mengoyak-ngoyak isi perut Hamzah, paman Nabi SAW yang tewas dalam pertempuran tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar