Rabu, 26 Desember 2012

Drama Kutipan


Bung Besar
Karya Misbach Yusa Biran


Bung Besar bangkit dan menuju ke kursi dekat Anwar. Anwar berdiri menanti Karim, dan baru duduk kembali ketika Bung Besar sudah duduk di dekatnya.

Karim   : Tapi aku tidak bisa menjadi pemimpin.
Anwar   : Sudah bertahun-tahun berlangsung, sekarang mendadak hilang begitu, apa artinya ini? Kan aku selalu ada. Ini kesempatan yang baik. Orang mendengarkan pidatomu.
Karim   : Tapi itu bukan perkataanku sendiri yang mereka dengar.
Anwar   : Peduli apa, yang penting kan mereka, rakyat, semua senang mendengar apa yang kau ucapkan. Dan sementara, itu kau mendapat kedudukan yang baik. Kau telah mencapai angan-anganmu.
Karim   : Itulah yang aku takutkan. Aku takut segala yang telah kucapai ini akan lenyap punah kalau mereka tahu.
Anwar   : Dan kau sedang berusaha membuat mereka tahu, insyaflah itu. Dengar, turutilah seperti biasanya segala nasehatku. Cukup.
Karim   : Dan aku harus diam saja kau membawa isteriku.
Anwar   : Karim, jangan ngelantur. Dengar aku kalau tak mau mendapat bahaya. Kau ada dalam tanganku (semua terdiam sesaat. Anwar tersenyum mengembalikan suasana tenang) Maaf, saya menghormati Bung Besar sepenuhnya, tapi Bung Besar harus insyaf segala-galanya.
Karim   : Segala-galanya ada dalam tanganmu, kan? Seketika kau bisa membuat aku jatuh. Kau mengetahui semua rahasiaku, bukan?
Anwar   : Jangan kuatir soal itu. Kaupun tahu rahasiaku. Kita kerja sama. Kau mendapat kesempatan dan aku melaksanakannya, mengerjakannya. Dalam segala lapangan pasti ada kerja sama semacam ini, percayalah aku.
Karim   : Maksudmu aku akan belajar dahulu soal pidato sedalam-dalamnya. Barulah aku akan kembali menjadi pemimpin.
Anwar   : Sementara itu, orang-orang pun telah bertambah pandai. Dan akupun asyik juga dengan menjaga-jaga pelajaran politik roman picisan. Kesempatan tak akan datang saban hari, kawan. Sementara masih bisa berdiri, berdirilah. Semua tak akan tetap. Kalau kemarin benar, ingatlah, belum tentu yang sekarang tetap betul. Dan sekarang inilah kesempatanku.
Karim   : Dan mengapa kau sendiri tak mau jadi pemimpin?
Anwar   : Aku tak punya kesempatan seperti kau.

1 komentar:

  1. 1.Jelaskan watak tokoh drama tersebut?
    2.sebutkan latar dalam drama tersebut?
    3.konflik apa yang muncul dalam drama tersebut?
    4.Apa tema drama tersebut
    5.Buat kesimpulan

    BalasHapus