Bung Besar
Karya Misbach Yusa Biran
Bung Besar bangkit dan menuju
ke kursi dekat Anwar. Anwar berdiri menanti Karim, dan baru duduk kembali
ketika Bung Besar sudah duduk di dekatnya.
Karim : Tapi aku tidak bisa menjadi
pemimpin.
Anwar : Sudah bertahun-tahun
berlangsung, sekarang mendadak hilang begitu, apa artinya ini? Kan aku selalu
ada. Ini kesempatan yang baik. Orang mendengarkan pidatomu.
Karim : Tapi itu bukan perkataanku
sendiri yang mereka dengar.
Anwar : Peduli apa, yang penting
kan mereka, rakyat, semua senang mendengar apa yang kau ucapkan. Dan sementara,
itu kau mendapat kedudukan yang baik. Kau telah mencapai angan-anganmu.
Karim : Itulah yang aku takutkan.
Aku takut segala yang telah kucapai ini akan lenyap punah kalau mereka tahu.
Anwar : Dan kau sedang berusaha
membuat mereka tahu, insyaflah itu. Dengar, turutilah seperti biasanya segala
nasehatku. Cukup.
Karim : Dan aku harus diam saja kau
membawa isteriku.
Anwar : Karim, jangan ngelantur.
Dengar aku kalau tak mau mendapat bahaya. Kau ada dalam tanganku (semua terdiam
sesaat. Anwar tersenyum mengembalikan suasana tenang) Maaf, saya menghormati
Bung Besar sepenuhnya, tapi Bung Besar harus insyaf segala-galanya.
Karim : Segala-galanya ada dalam
tanganmu, kan? Seketika kau bisa membuat aku jatuh. Kau mengetahui semua rahasiaku, bukan?
Anwar : Jangan kuatir soal itu.
Kaupun tahu rahasiaku. Kita kerja sama. Kau mendapat kesempatan dan aku melaksanakannya, mengerjakannya. Dalam segala lapangan pasti ada
kerja sama semacam ini, percayalah aku.
Karim : Maksudmu aku akan belajar
dahulu soal pidato sedalam-dalamnya. Barulah
aku akan kembali menjadi pemimpin.
Anwar : Sementara itu, orang-orang
pun telah bertambah pandai. Dan akupun asyik juga dengan menjaga-jaga pelajaran
politik roman picisan. Kesempatan tak akan datang saban hari, kawan. Sementara
masih bisa berdiri, berdirilah. Semua tak akan tetap. Kalau kemarin benar,
ingatlah, belum tentu yang sekarang tetap betul. Dan sekarang inilah
kesempatanku.
Karim : Dan mengapa kau sendiri tak
mau jadi pemimpin?
Anwar : Aku tak punya kesempatan
seperti kau.
1.Jelaskan watak tokoh drama tersebut?
BalasHapus2.sebutkan latar dalam drama tersebut?
3.konflik apa yang muncul dalam drama tersebut?
4.Apa tema drama tersebut
5.Buat kesimpulan