RACUN PADA
MAKANAN
SUMBER RACUN.
Bahan beracun
yang bersumber dari luar bahan makanan bisa datang akibat kelalaian pada waktu
penyimpanan yakni disimpan di tempat yang lembab sehingga tumbuh jamur dan
spora yang memproduksi racun atau disimpan di tempat terbuka sehingga bisa
dikontaminasi serangga seperti lalat yang membawa mikroba yang menghasilkan
racun, atau juga racun itu bisa terkontaminasi pada waktu disimpan dan
diletakan dekat zat kimia beracun seperti formalin. Sianida. Arsenic dan lain
sebagainya. Sumber racun dapat kita kategorikan dari dua sifat yaitu organic
dan anorganik. Racun anorganik yairu racun yang berasal dari zat-zat kimia yang
berhaya seperti formalin,sianida, arsenic dsb. Sedangkan racun yamg bersifat
organika yaitu racun yang dihasilkan oleh bakteri, mikroba atau cendawan
(jamur). Bakteri-bakteri dan cendawan yang memproduksi racun yaitu: Colstridium
Botulinum. Bakteri bisa ditemukan pada makanan kaleng yang diproses tidak
sempurna seperti daging, ikan sayur dan buah. Bakteri ini tahan akan suhu yang
agak tinggi serta mapu bertahan ditempat atau kemasan yang hampa udara
(unaerob) seperti kemasan kaleng pabrikan. Bakteri clostridium perfringen .
Bakteri umumnya ditemukan pada kotoran manusia, kotoran hewan, tanah serta
sampah organik. Bakteri ini dapat mencemari bahan makanan apa saja, terutama
bahan makanan yang masih basa atau mengandung air seperti daging, ikan , sayur
atau buah terutama pada waktu handling bahan makanan tersebut. Bakteri
staphylococcus .
GEJALA YANG DITIMBULKAN
umumnya gejala
lansung terjadi tak lama setelah termakan makanan beracun terutama mengandung
racun yang bersifat anorgnik. Gejala yang terjadi tergantung dari jenis dan
jumlah racun yang tertelan melelui bahan makanan. Pada infeksi yang di tularkan
melalui kuman penghasil racun seperti bakteri dan jamur, gejala nya akan timbul
berselang waktu lebih lama setelah termakan yang tercemar bibit penghasil racun
tersebut. Lamanya tergantung pada periode inkubasi,. Respon tubuh manusia
terhadap racun bisa berlangsung antara 2 – 24 jam. Namun respon bisa berbeda
antara orang dewasa dan anak-anak. Pada anak kecil gejala keracunan bisa
berlangsung bisa lebih cepat , karena anak kecil tubuhnya lebih rentan terhadap
keracunan. Bakteri ini menghasilkan racun neurotoxin, dimana racun ini
menyerang sistem saraf manusia. Racun ini menyebabkan sistem saraf terganggu,
sehingga penderita menjadi kejang-kejang, lemas, lumpuh, pingsan (koma) dan
menyebabkan kematian. Hal itu disebabkan karena terhambatnya saluran pernapasan
sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi jantung.
MENCEGAH MAKANAN TERKONTAMINASI RACUN.
yaitu mulai
dari pemilihan, penyimpanan, pengolahan sampai dengan penyajiannya. Pemilihan
bahan makanan pada waktu mengambil atau membeli, sebenarnya dapat kita kenali dari
textur bahan makanan itu, baik dari bentuk warna maupun dari aroma bahan
tersebut. Faktor penting lain untuk mencegah makanan terkontaminasi racun yaitu
; Pada waktu proses penyimpanan. Penyimpanan yang terkesan asal-asalan, seperti
meletakan bahan makanan dekat zat kimia berbahaya atau pada waktu menata
makanan dalam lemari pendingin dengan penataan tidak teratur. Pengolahan
makanan yaitu pada waktu memasak, baik itu direbus, digoreng, atau dibakar,
tetap harus di perhatikan kehygenitasannya. Misalnya pada waktu mencuci air
yang digunakan harus benar benar memenuhi standar kesehatan, dan alat-alat yang
digunakan pada waktu pengolahannya harus benar-benar steril. Bakteri yang yang
memproduksi racun dapat dengan cepat menyebar pada waktu proses pengolahan
makanan.
PERTOLONGAN PERTAMA DAN PENGOBATAN.
yaitu
mengusahakan penderita untuk memuntahkan makanan yang terkontaminasi racun
tersebut, dengan cara meminumkan segelas air hangat yang ditambahkan sesendok
garam dapur. Cara lain yang umum dilakukan yaitu memasukan jari ketenggorokan
penderita agar terangsang untuk memuntahkan makanan yang mengandung racun
tersebut. Tindakan selanjutnya untuk mencegah tersebarnya racun dalam tubuh
kita dapat memberikan susu secukupnya ditambah dengan telur ayam mentah. Tindakan
lain, kita dapat memberikan norit (arang dalam bentuk tablet), dan apabila
tidak tersedia kita dapat memberikan air kopi yang pekat, tujuannya untuk
mentralisasi racun yang belum terserap oleh usus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar