Masa Khalifah Umar bin
Khattab
Umar bin Khattab tidak
termasuk pemeluk Islam pada masa awal. Pada periode Mekah, Umar bin Khattab
merupakan musuh utama umat Islam. Saat itu, ada dua nama Umar di kalangan
pembesar Quraisy yang sangat ditakuti umat Islam. Yang pertama adalah Umar bin
Khattab, sedangkan yang kedua adalah Umar bin Hisyam atau lebih di kenal dengan
Abu Jahal. Keduanya merupakan tokoh yang memusuhi Islam dan jago berperang.
Rasulullah saw. Kemudian
memohon kepada Allah agar meng-Islamkan salah satu Umar. Permohonana Rasulullah
saw. Dikabulkan dengan Islamnya Umar bin Khattab. Sejak itu, Rasulullah saw. Dan
kaum muslimin tidak perlu beribadan dan berdakwah secara sembunyi-sembunyi
lagi. Bahkan, di saat kaum muslimin melakukan hijrah secara diam-diam, Umar bin
Khattab melakukannya secara terbuka. Ketika ada orang kafir Quraisy yang
berusaha menghalanginya, ia mengucapkan kata-kata yang sangat terkenal,
“ketahuilah, besok saya akan hijrah meninggalkan Kota Mekah. Barang siapa yang
anaknya ingin menjadi yatim atau istrinya ingin menjadi janda, silakan halangin
saya.”
Umar bin Khattab adalah
orang yang sangat cerdas. Umar bin Khattab adalah satu-satunya sahabat Nabi
Muhammad saw. Yang tidak serta merta menerima keputusan Nabi Muhammad saw
terhadap suatu masalah. Akan tetapi, jika keputusan itu berdasarkan wahyu dari
Allah swt. dan bukan pemikiran Nabi Muhammad saw. Umar bin Khattab akan
langsung menaatinya. Umar bin Khattab juga sangat tegas dalam membedakan
kebenaran dan kebatilan. Karena ketegasannya tersebut, Rasulullah saw,
menyematkan gerlar al-faruq yang
artinya pemisah atau pembeda. Allah swt telah memisahkan yang hak dan yang
batil dalam dirinya.
Kepiawaian Umar bin
Khattab di bidang politik diawali ketika beliau berhasil menyatukan kaum
Muhajirin dan Ansar pada saat pemilihan khalifah yang pertama. Karier
politiknya makin naik ada masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Pada waktu itu,
Umar diangkat sebagai penasihat utama. Menjelang kematiannya, Khalifah Abu
Bakar as-Siddiq menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Penunjukkan itu
didukung oleh tanggung jawabnya, niscanya Umar bin Khattab tidak bersedia
menerima jabatan itu. Beberapa prestasi yang berhasil diraih Umar bin Khattab
saat menjawab khalifah adalah sebagai berikut:
a.
Perluasan wilayah
Meskipun pengembangan dakwah Islam
dan perluasan wilayah sudah dilakukan sejak Khalifah Abu Bakar as-Siddiq, para
ahli sejarah menyatakan bahwa imperium Islam sesungguhnya berdiri pada masa
Khalifah Umar bin Khattab. Pada masa itu, perluasan Islam terjadi secara
besar-besaram dan dikenal sebagai periode Futuhat
al-Islamiyyah. Secara berturut-turut, pasukan Islam berhasil menguasai
Suriah, Persia, dan Mesir.
Pada waktu itu, Suriah merupakan
pusar perdagangan yang penting. Oleh karena itu, Umar bin Khattab berusaha
merebutnya mati-matian. Wilayah Suriaj memiliki beberapa kota yang menjadi
pusat kekuatan Romawi Timur (Bizantium) yang beragama Kristen. Beberapa kota
tersebut adalah Damaskus, Yordania, Yerusalem, Hims, dan Antiokia.
Pengepungan Damaskus telah dimulai
sejak zaman Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Pasukan Islam dipimpin oleh Khalid
bin Walid. Penduduk Damaskus bertahan di dalam benteng. Mereka sangat
mengharapkan bantuan Heraklius dari Hims. Akan tetapi, bantuan yang diharapkan
tidak pernah datang. Dengan memanfaatkan kesempatan itu, Khalid bin Walid
disertai beberapa perwira yang gagah berani menaiki benteng dan turun membuka
pintu gerbang. Pasukan Islam segera masuk. Kota Damaskus dengan mudah
ditaklukkan. Akan tetapi, perampasan tidak diperbolehkan. Selanjutnya,
kota-kota lain di Suriiah juga dapat dikuasai kaum muslimin.
Selama kekhalifahan Abu Bakar
as-Siddiq telah terjadi peperangan antara kaum muslimin dan tentara Persia.
Ketika itu, kekaisaran Persia merupakan kekuatan besar di dunia selain
Kekaisaran Bizantium. Mereka juga dikenal sebagai Dinasti Sasania. Kekaisaran
ini memiliki nenerapa kerajaan bawahan. Di antaranya adalah Kerajaan Gassan dan
Kerajaan Hirah di wilayah Irak. Pada masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq terjadi
Perang Hafir yang menyebabkan Kerajaan Gassan dan Kerajaan Hirah jatuh ke
tangan kaum muslimin.
Ketika itu, pasukan muslim oleh
Khalid bin Walid. Karena adanya sesuatu yang mendesak, Khalid bin Walid
diperintahkan berangkat menuju Suriah oleh Abu Bakar as-Siddiq. Kepemimpinan di
Irak kemudian dipegang oleh Musanna bin Harisah.
Kepergian Khalid bin Walid
dimanfaatkan oleh orang-orang Persia. Mereka menyerang pasukan Musanna bin
Harisah. Terjadilah Perang Jembabatan pada tanggal 26 November 634 M. dari
9.000 orang, pasukan muslim hanya tersisa 3.000 orang. Keadaan ini angat
menggusarkan Khalifah Umar bin Khattab. Beliau memerintahkan serangan balasan
dan mengoordinasikan pasuka muslim. Bala bantuan didatangkan untuk membantu
Musanna bin Harisah. Pasukan Persia dimpin oleh Mehran. Musanna bin Harisah
gugur, tetapi kaum muslimin berhasil memenangkan pertempuran ini.
Perluasan wilayah ke Mesir dilakukan
kau muslimin di bawah pimpinan Amru bi As. Sebelum masuk Islam, Amru bin As
telah berulang kali mengikuti khalifah dagang ke Mesir. Oleh karena itu, ia
mengetahui betul seluk beluk dan kondisi Mesir. Atas perintah Khalifah Umar bin
Khattab berangkatlah 4.000 pasuka Islam ke Mesir. Sebelum berangkat, Khalifah
Umar bin Khattab menyampaikan pesan, “Berangkatlah dan mudah-mudahan
keberhasilan menyertaimu. Apabila kamu menerima surat darikut sebelum sampai di
Mesir, kembalilah.” Amrun binAs mencapai perbatasan Mesir pada bulan Desember
639 M. mula-mula, ia merebut Kota al-Farama di Mesir Timur. Ia kemudian sampai
ke benteng Babilom yang termasyhur. Tempat ini merupakan pusat kekuatan
Kekaisaran Bizantium yang besar. Setelah bertempur beberapa lamanya, kaum
muslimin berhasil menguasai benteng ini serta wilayah-wilayah Mesin lainnya.
Kemenangan-kemenangan umat Islam
menjadikan wilayah Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab meluas hingga
Afrika Utara, Armenia, dan sebagian wilayah Eropa Timur. Untuk memudahkan
jalannya pemerintah, Khalifah Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi
beberapa provinsi serta menunjuk seorang gubernr untuk memerintahkan wilayah
tersebut. Misalnya, Sa’ad bin Abi Waqqas memerintah di Kufah, Amru bin As di
Mesir, dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Damaskus.
b.
Menata Administrasi dan Keuangan Pemerintahan
Pada masa pemerintahannya, Khalifah
Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas
mengurusi keuangan neegara. Keluar masuknya keuangan, baik di pusat maupun di
provinsi-provinsi diawasi dengan ketat. Adapun Dewan Perang bertugas mencatat
administrasi ketentaraan.
Khalidah Umar bin Khattab memilih
orang yang jujur untuk bertugas di Baitul Masl. Para pegawai pemerintahan dan
tentara digajo dari Baitul Mal dengan disesuaikan kedudukannya. Boleh dikatan
Khalifah Umar bin Khattab adalah khalifah yang pertama kali mempertakan sistem
penggajian bagi pegawai pemerintah.
Selain itu, khalifah Umar bin Khattab
juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya. Besarnya
santunan disesuaikan lamanya mereka memeluk Islam. Pada masa Khalifah Umar bin
Khattab, kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c.
Penetapan Kalender Hijriah
Tahukah kamu bahwa sistem kalender
Hijriah saat ini dicetuskan oleh Khalifah Umar bin Khattab? Sebelum sistem
kalender hijriah ditetapkan, orang-orang menggunakan sistem kalender Masehi.
Sistem itu banyak digunakan orang-orang Nasrani. Agar berbeda dengan orang
Nasrani, kaum muslimin juga berkeinginan untuk mempunyai sistem kalender
sendiri. Sebagian kaum muslimin mengusulkan agar kalender tahunan Islam dimulai
sejak Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul. Sebagian lainnya mengusulkan
agar tahun Islam dimulai saat Nabi Muhammad saw lahir.
Khalifah Umar bin Khattab menetapka
permulaan tahun Islam adalah saat Nabi Muhammad saw hijrah dari Mekah ke
Madinah. Hal itu disebabkan hijrah merupakan titik balik kemenangan Islam.
Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam. Periode dakwah sebelum Nabi
Muhammad saw, hijrah disebut periode Mekah, sedangkan periode dakwah setelah
beliau hijrah dikenal sebagai periode Madinah. Demikian pula pembagian
surah-surah Al-Qur’an. Surah-surah Al-Qur’an yang turun sebelum hijrah disebut
surah-surah Makkiyah, sedangkan surah-surah Al-Qur’an yang turun setelah hijrah
disebut surah Madaniyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar