Minggu, 13 April 2014

Validitas



Validitas dan realibilitas hasil pengukuran

A.    APAKAH VALIDITAS ITU
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang ingin Anda ukur. Jika Anda ingin mengukur panjang sebuah meja maka Anda harus dapat memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang meja tersebut. Misalnya Untuk menghitung waktu tempuh pelari cepat dalam perlombaan lari cepat 100 meter maka Anda juga harus dapat memilih alat ukur yang tepat untuk digunakan. Demikian juga jika Anda ingin mengukur hasil belajar siswa maka Anda juga dituntut untuk menggunakan alat ukur (dalam hal ini tes) yang dapat dengan tepat mengukur hasil belajar yang Anda harapkan.
Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum validitas ada tiga jenis.
1.      Validitas isi (content validity).
2.      Validitas konstrak (construct validity).
3.      Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity).
Validitas isi diperlukan untuk menjawab pertanyaan “sejauh mana itemitem yang ada dalam tes dapat mengukur keseluruhan materi yang telah diajarkan”. Tinggi rendahnya validitas isi dapat ditetapkan berdasarkan analisis rasiogal atau pertimbangan ahli terhadap isi tes tersebut. Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh tes hasil belajar. Tinggi rendahnya validitas isi suatu tes dapat Anda lihat pada perencanaan atau kisi kisi tes. Semakin representatif materi yang dapat ditanyakan dalam tes tersebut menunjukkan semakin tinggi validitas isinya, Bagaintana dengan validitas isi tes dari tes akhir semester disekolah Anda?
Validitas konstrak mengacu pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengungkap keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes tersebut. Yang dimaksud dengan konstrak di sini adalah konsep hipotetis (hipotetical concept) yang digunakan sebagai dasar dalam  penyusunan tes tersebut, yang dimaksud dengan konstrak disini adalah konsep hipotesis (hipotetical concept) yang digunakan sebagai dasar dalam peyusunan alat ukur.  Campbell dan Fiske (Djemari Mardapi, 2004) mengembangkan satu pendekatan untuk menentukan validitas konstrak dengan menggunakan teknik multi trait-multi method.
Jika suatu tes dimaksudkan untuk memprediksi keberhasilan seseorang di masa yang akan datang atau dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian antara pengetahuan dengan keterampilan yang dimiliki maka alat ukur yang digunakan harus mempunyai criterion related validity yang tinggi. Sebagai contoh jika siswa SD yang mempunyai Nilai Ebtanas Murni (NEM) tinggi ternyata mempunyai prestasi yang bagus setelah melanjutkan di SLTP maka dapat dikatakan bahwa tes yang digunakan dalam Ebtanas SD mempunyai criterion related validity yang tinggi

B.     APAKAH RELIABILITAS ITU?
Hasil-hasil pengukuran yang berhubungan dengan aspek-aspek fisik seperti mengukur panjang meja, tinggi almari, berat badan, dan tinggi badan biasanya menghasilkan reliabilitas yang sangat tinggi. Artinya walaupun pengukuran dilakukan lebih dari sekali tetapi tetap memberikan hasil yang tidak jauh berbeda.
Kalau pengertian validitas mengacu pada ketepatan hasil pengukuran maka pengertian reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran (Gronlund dan Linn, 1990). Salah satu cara untuk mengetahui ketetapan atau reliabilitas suatu hasil pengukuran, dapat diperoleh dengan cara melakukan pengukuran dua kali seperti contoh kegiatan yang telah Anda lakukan tersebut. Hasil pengukuran dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika hasil pengukuran pertama hampir sama dengan hasil pengukuran kedua Dan sebaliknya hasil pengukuran dikatakan mempunyai reliabilitas yang rendah jika hasil pengukuran pertamajauh berbeda dengan hasil pengukuran kedua.
Sebenarnya masih ada dua konsep reliabilitas yang lain yaitu konsep reliabilitas dalam arti equivalent tes dan konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal.
Konsep reliabilitas dalam arti equivalent resl dimaksudkan untuk mengetahui apakah dua set tes yang Anda gunakan paralel atau tidak. Keparalelan dua set tes ini dapat diperoleh dengan cara tnengembangkan dua set tes yang paralel (misalnya tes A dan tes B dari kisi-kisi tes yang sama), kemudian masing-masing set tes tersebut diujikan pada dua kelas yang mempunyai tingkat kemampuan yang sama. Hasil kedua tes tersebut kemudian dikqrelasikan. Jika hasil korelasinya tinggi, hal ini menunjukkan kedua tes tersebut paralel. Koefisien korelasinya dapat dihitung dengan menggunakan formula product-moment.
Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal dimaksudkan untuk mengetahui apakah kumpulan butir soal yang ada dalam satu set tes tersebut mengukur dimensi hasil belajar yang sama atau tidak. Reliabilitas dalam arti konsistensi internal ini dapat diperoleh dengan mengujikan satu set tes pada satu kelas kemudian jawaban seluruh siswa terhadap butir soal nomor genap dikorelasikan dengan jawaban seluruh siswa terhadap butir soal nomor ganjil, kemudian dikorelasikan. Teknik ini dikenal dengan nama teknik belah tengah (split hal). Untuk menghitung koefisien korelasinya dapat digunakah rumus product-momerr. Koefisien reliabilitas dalam arti konsistensi internal juga dapat dihitung dengan menggunakan formula Kuder-Richardson versi 20 atau 2l (KR20 atau KR2l).

C.    BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA VALIDITAS DAN RELIABILITAS?
Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). walaupun demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas yang tinggi. Karena tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingin Anda ukur.



D.    BAGAIMANA MENINGKATKAN RELIABILITAS TES?
Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menantbah jumlah butir ke dalam tes tersebut. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas jika butir soal yang ditambahkan adalah butir-butir soal yang homogen dengan butir soal yang ada. Yang dimaksud dengan butir soal yang homogen adalah butir soal-soal yang mengukur hal yang sama dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas tes iika butir soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada.