Validitas dan realibilitas hasil
pengukuran
A.
APAKAH
VALIDITAS ITU
Alat
ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang ingin
Anda ukur. Jika Anda ingin mengukur panjang sebuah meja maka Anda harus dapat
memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang meja tersebut. Misalnya
Untuk menghitung waktu tempuh pelari cepat dalam perlombaan lari cepat 100
meter maka Anda juga harus dapat memilih alat ukur yang tepat untuk digunakan.
Demikian juga jika Anda ingin mengukur hasil belajar siswa maka Anda juga
dituntut untuk menggunakan alat ukur (dalam hal ini tes) yang dapat dengan
tepat mengukur hasil belajar yang Anda harapkan.
Pengertian
validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran
atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum validitas ada tiga jenis.
1. Validitas
isi (content validity).
2. Validitas
konstrak (construct validity).
3. Validitas
yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity).
Validitas isi diperlukan untuk menjawab
pertanyaan “sejauh mana itemitem yang ada dalam tes dapat mengukur keseluruhan
materi yang telah diajarkan”. Tinggi rendahnya validitas isi dapat ditetapkan
berdasarkan analisis rasiogal atau pertimbangan ahli terhadap isi tes tersebut.
Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh tes hasil belajar. Tinggi rendahnya
validitas isi suatu tes dapat Anda lihat pada perencanaan atau kisi kisi tes.
Semakin representatif materi yang dapat ditanyakan dalam tes tersebut
menunjukkan semakin tinggi validitas isinya, Bagaintana dengan validitas isi
tes dari tes akhir semester disekolah Anda?
Validitas konstrak mengacu pada sejauh
mana alat ukur tersebut dapat mengungkap keseluruhan konstrak yang digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan tes tersebut. Yang dimaksud dengan konstrak di
sini adalah konsep hipotetis (hipotetical concept) yang digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan tes tersebut, yang
dimaksud dengan konstrak disini adalah konsep hipotesis (hipotetical concept)
yang digunakan sebagai dasar dalam peyusunan alat ukur. Campbell dan Fiske (Djemari Mardapi, 2004) mengembangkan
satu pendekatan untuk menentukan validitas konstrak dengan menggunakan teknik
multi trait-multi method.
Jika suatu tes dimaksudkan untuk
memprediksi keberhasilan seseorang di masa yang akan datang atau dimaksudkan
untuk mengetahui kesesuaian antara pengetahuan dengan keterampilan yang
dimiliki maka alat ukur yang digunakan harus mempunyai criterion related
validity yang tinggi. Sebagai contoh jika siswa SD yang mempunyai Nilai Ebtanas
Murni (NEM) tinggi ternyata mempunyai prestasi yang bagus setelah melanjutkan
di SLTP maka dapat dikatakan bahwa tes yang digunakan dalam Ebtanas SD
mempunyai criterion related validity yang tinggi
B.
APAKAH
RELIABILITAS ITU?
Hasil-hasil
pengukuran yang berhubungan dengan aspek-aspek fisik seperti mengukur panjang
meja, tinggi almari, berat badan, dan tinggi badan biasanya menghasilkan
reliabilitas yang sangat tinggi. Artinya walaupun pengukuran dilakukan lebih
dari sekali tetapi tetap memberikan hasil yang tidak jauh berbeda.
Kalau
pengertian validitas mengacu pada ketepatan hasil pengukuran maka pengertian
reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran
(Gronlund dan Linn, 1990). Salah satu cara untuk mengetahui ketetapan atau
reliabilitas suatu hasil pengukuran, dapat diperoleh dengan cara melakukan
pengukuran dua kali seperti contoh kegiatan yang telah Anda lakukan tersebut.
Hasil pengukuran dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika hasil pengukuran
pertama hampir sama dengan hasil pengukuran kedua Dan sebaliknya hasil
pengukuran dikatakan mempunyai reliabilitas yang rendah jika hasil pengukuran
pertamajauh berbeda dengan hasil pengukuran kedua.
Sebenarnya
masih ada dua konsep reliabilitas yang lain yaitu konsep reliabilitas dalam
arti equivalent tes dan konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal.
Konsep
reliabilitas dalam arti equivalent resl dimaksudkan untuk mengetahui apakah dua
set tes yang Anda gunakan paralel atau tidak. Keparalelan dua set tes ini dapat
diperoleh dengan cara tnengembangkan dua set tes yang paralel (misalnya tes A
dan tes B dari kisi-kisi tes yang sama), kemudian masing-masing set tes
tersebut diujikan pada dua kelas yang mempunyai tingkat kemampuan yang sama.
Hasil kedua tes tersebut kemudian dikqrelasikan. Jika hasil korelasinya tinggi,
hal ini menunjukkan kedua tes tersebut paralel. Koefisien korelasinya dapat
dihitung dengan menggunakan formula product-moment.
Sedangkan
konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kumpulan butir soal yang ada dalam satu set tes tersebut
mengukur dimensi hasil belajar yang sama atau tidak. Reliabilitas dalam arti
konsistensi internal ini dapat diperoleh dengan mengujikan satu set tes pada
satu kelas kemudian jawaban seluruh siswa terhadap butir soal nomor genap
dikorelasikan dengan jawaban seluruh siswa terhadap butir soal nomor ganjil,
kemudian dikorelasikan. Teknik ini dikenal dengan nama teknik belah tengah
(split hal). Untuk menghitung koefisien korelasinya dapat digunakah rumus
product-momerr. Koefisien reliabilitas dalam arti konsistensi internal juga
dapat dihitung dengan menggunakan formula Kuder-Richardson versi 20 atau 2l
(KR20 atau KR2l).
C. BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA VALIDITAS
DAN RELIABILITAS?
Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas)
sangat diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang dapat memberikan hasil
pengukuran yang tepat (valid). walaupun demikian alat ukur yang mempunyai
reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas yang
tinggi. Karena tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika
tidak dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang
salah tentang apa yang ingin Anda ukur.
D.
BAGAIMANA
MENINGKATKAN RELIABILITAS TES?
Reliabilitas
suatu tes dapat ditingkatkan dengan menantbah jumlah butir ke dalam tes
tersebut. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas jika
butir soal yang ditambahkan adalah butir-butir soal yang homogen dengan butir
soal yang ada. Yang dimaksud dengan butir soal yang homogen adalah butir
soal-soal yang mengukur hal yang sama dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan
butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas tes iika butir soal yang
ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada.